Post

JOKOWI, KODOK DAN KAMPRET

“Dasar cebong!“. Demikian kata yang sering dilontarkan oleh sebagian kecil orang, ditujukan kepada orang lain. Biasanya terjadi sosial media. Perang kata saling mengolok antara satu dengan yang lain. Kata cebong ditujukan kepada para pembela atau pengikut Presiden Jokowi sedang sebaliknya kata kampret ditujukan kepada seseorang yang menjadi loyalis mantan Letjend Prabowo S.

Dan masih banyak istilah-istilah lain yang digunakan untuk saling olok. Dari onta, bani micin, bani serbet, daster, otak 2D, pentol korek, jokodok, IQ sekolam hingga bumi datar dlsb.

Namun diantara sekian banyak istilah di atas yang paling populer adalah cebong. Bahkan tokoh nasional sekelas Amin Rais pun terkadang ikut latah. Cebong tak lain binatang jenis amphibi bakal kodok.

Mengapa cebong? Bermula dari kesukaan Presiden Jokowi memelihara kodok di kolam sekitar istana kepresidenan. Bahkan ternyata kebiasaan ini juga telah lama diketahui sebelum jadi presiden, kediaman pribadi beliau di solo juga pelihara kodok di kolam.

Rasanya terdengar aneh ya. Lalu apakah itu hanya mencari sensasi saja? Rasanya kok tidak mungkin banget. Kalau mau cari sensasi bisa saja pilih hewan yang terlihat garang misal macan apa buaya begitu.

Tapi ternyata jauh sebelum jadi presiden pun beliau sudah suka memelihara kodok. Kendati beliau dikenal juga memelihara hewan lain seperti kambing, ikan, angsa, burung dan kuda di istana. Hewan yang lumrah untuk dipelihara.

Tapi ini kodok, pastilah ada maksud dan tujuannya. Penulis mencoba mencari tahu kebiasaan unik ini. Hingga akhirnya menemukan hal yang menakjubkan dan sama sekali sebelumnya tidak terlintas dan mengetahui makna disebaliknya.

Kodok ternyata salah satu hewan atau binatang yang selalu bertasbih pada Allah dan tidak diperkenankan oleh Rasulullah untuk dibunuh, ini buktinya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, suara katak itu tasbih, memuji Allah. (HR. Al-Nasai)

Hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Umar “Janganlah kamu membunuh katak karena bunyi menguaknya adalah tasbih”.

Juga dengan hadist dari Anas bin Malik “Janganlah kamu membunuh katak karena ia pernah melintasi di atas api Ibrahim serta membawa air di dalam mulutnya dan menyemburkannya ke atas api”.

Bagaimana? Masih suka marah atau jengkel dikatain cebong? Haha. Dan sungguh memelihara dan melindungi kodok atau katak secara tidak langsung adalah hal yang dianjurkan.

Kebayang tidak sebelumnya, bunyi katak terlebih di musim penghujan adalah tasbih, memang jika dikaji lebih dalam benar adanya mengandung filosofi yang dalam. Suara katak, dapat membawa kedamaian dan ketenangan bathin kita.

Begini, sedang duduk di teras rumah malam hari, sementara secangkir teh hangat dan singkong rebus tersaji di meja kecil racikan istri tercinta, dengan diiringi suara gemericik air hujan yang jatuh di atas daun talas juga dedaunan, sementara sang kodok bernyanyi saling bersahutan di kolam bak orkestra alam, subhanallah.

Adem rasanya mendengar alam dan binatang mengaji, bertasbih kepada sang Maha Pencipta. Dan seorang Presiden Indonesia yang acap mendapat perlakuan yang kurang simpati dari sebagian kelompok kecil di masyarakat, sedang mengajarkan kepada kita semua dengan cara yang sederhana.

Lalu bagaimana dengan binatang kampret atau kelelawar? Entahlah, yang penulis tahu sukanya keluyuran malam hari, mencuri serta menggerogoti buah. Buah dari hasil kerja keras para petani.

Semoga manfaat, salam.

Oleh : Anto Cahaya
 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1665421913517566&substory_index=0&id=1662546343805123

Categories